Insomnia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Insomnia adalah gejala[2]
kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit
atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan
medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi
psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi
kognitif.[3]
Dalam terapi
tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan
menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat
tidur dan zat penenang
lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi
untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka
tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Penyebab
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik
dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut;
dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti
kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak
lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium
tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada
akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga.
Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa
mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia
lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa
jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas
tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda
dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang
terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada
saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
- Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
- Bekerja pada malam hari.
- Sering berubah-ubah jam kerja.
- Penggunaan alkohol yang berlebihan.
- Efek samping obat (kadang-kadang).
- Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Gejala
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di
malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.
Pengobatan
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia,
biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah
normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam
sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar
tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk
mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat
anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan
penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara
waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah
dengan terapi
hipnosis
atau hipnoterapi.
Durasi Tidur dan Kematian
Sebuah survei
dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American
Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar
7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan
orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi
tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat
meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan
4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat
kematian. Setelah mengontrol durasi tidur dan
insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka
kematian.
Referensi
- ^ Mayo Clinic > Insomnia > Complications By Mayo Clinic staff. Retrieved on May 5, 2009
- ^ Rowley, James A. (7 September 2005). "Insomnia". eMedicine from WebMD. http://emedicine.com/neuro/byname/insomnia.htm. Diakses pada 13 November 2008. "That insomnia is a symptom, not a disease, is important to note; ..."
- ^ "Insomnia Behavioural and Cognitive Intervention" (pdf). WHO. 7 September 2005. http://whqlibdoc.who.int/hq/1993/WHO_MNH_PSF_93.2H.pdf. Diakses pada 13 November 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar