Penis
atau Mr. P adalah genital eksterna pria. Penis sering dianggap sebagai
simbol keperkasaan dan kesuburan. Ukuran penis pria bervariasi
tergantung dari ras dan gen si pria.
Karena fungsinya yang berkaitan dengan kesuburan, di semua budaya
penis di anggap sebagai sesuatu yang suci dan harus di tutup. Di
Indonesia kita menyebut kelamin (penis) sebagai kemaluan.
Fungsi Penis adalah sebagai alat untuk menghantarkan
spermatozoa melalui saluran yang ada di dalamnya, dan sebagai alat
aktivitas seksual seorang pria.
Penis berada di antara kedua pangkal paha pria. Penis mulai dari arcus pubis
menonjol ke depan berbentuk bulat panjang. Dari pangkal ke ujung
berbentuk cendawan dengan kepala penis seperti kepala cendawan tetapi
bagian ujungnya agak meruncing ke depan.
Anatomi penis tersusun oleh beberapa bagian penting, antara lain:
- 3 buah jaringan yang paling banyak diperdarahi untuk ereksi (Bersifat erektil).
- Saluran keluar sperma yang menjadi satu dengan saluran keluar air kemih (urine) dari kandung kencing (Istilah medis: Vesica urinario).
- Kepala penis (Istilah medis: Glans penis).
Seluruh anatomi penis yang disebutkan tersebut,
berkoordinasi dengan sistem saraf pusat (otak) dengan menggunakan
hormon, dalam menjalankan fungsinya sebagai:
- Alat aktivitas seksual,
- Alat pengantar sperma dan spermatozoa di dalamnya ke alat reproduksi wanita, dan
- Alat berkemih (membuang sekret tubuh berupa urine).
Fungsi paling penting dari penis selain untuk aktivitas seksual
adalah sebagai alat untuk penghantaran sperma dari testis menuju saluran
reproduksi wanita ketika ejakulasi terjadi.
Anatomi Penis dan Fisiologi Ereksi
Kadang-kadang orang menyebut penis berbentuk ular di mana kepala
penis menjadi kepala ular atau mirip kepala ikan belut. Pada saat
istirahat, foto penis mengecil dan lembek sehingga kelihatan tergantung
tidak berdaya.
Tetapi pada saat terangsang, penis akan menegang dan keras dan
disebut ereksi. Ereksi yang penuh menyebabkan penis berdiri tegak ke
depan atau ke atas dengan seluruh permukaan menjadi keras seperti
tongkat atau batang yang tidak bisa dibengkokkan. Kondisi ini disebut
ereksi penis yang normal dimana ukuran penis yang mengalami ereksi penuh
berarti penis tidak bisa dibengkokkan atau ditekuk.
Panjang penis orang Indonesia waktu lembek dengan mengukur dari
pangkal dan ditarik sampai ujung sekitar 9 sampai 12 cm. Sebagian ada
yang lebih pendek dan sebagian lagi ada yang lebih panjang. Pada saat
ereksi yang penuh, penis akan memanjang dan membesar sehingga menjadi
sekitar 10 c m sampai 14 cm. Pada orang barat (caucasian) atau orang
Timur Tengah lebih panjang dan lebih besar yakni sekitar 12,2 cm sampai
15,4 cm.
Bagian utama daripada penis adalah bagian erektil atau bagian yang
bisa mengecil atau melembek dan bisa membesar sampai keras. Bila dilihat
dari penampang horizontal, penis terdiri dari 3 rongga yakni 2 batang
korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah
disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh
jaringan ikat yang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan
kolagen yang padat dan di luarnya ada jaringan yang kurang padat yang
disebut fascia buck.
Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung yang disebut
sinusoid. Dinding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi
kimiawi untuk menghasilkan ereksi. Ini diperdarahi oleh arteriol yang
disebut arteria helicina. Seluruh sinusoid diliputi otot polos yang
disebut trabekel.
Selanjutnya sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh
balik) yang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirnya
mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke
tubuh.
Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom (para
simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris dan sensoris).
Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju
ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang).
Khusus syaraf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis
(sumsum tulang belakang) pada kolumna vertebralis di S2-4. Sebaliknya
syaraf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen Th 11
sampai L2 dan akhirnya parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus
kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan mempersyarafi
otot- otot polos
Syaraf somatis terutama yang bersifat sensoris yakni yang membawa
impuls (rangsang) dari penis misalnya bila mendapatkan stimulasi yaitu
rabaan pada badan penis dan kepala penis (glans), membentuk nervus
dorsalis penis yang menyatu dengan syaraf-syaraf lain yang membentuk
nervus pudendus.
Syaraf ini juga berlanjut ke kelumna vertebralis (sumsum tulang
belakang) melalui kolumna vertebralis S2-4. Stimulasi dari penis atau
dari otak secara sendiri atau bersama-sama melalui syaraf-syaraf di atas
akan menghasilkan ereksi penis.
Pendarahan untuk penis berasal dari arteri pudenda interna lalu
menjadi arteria penis communis yang bercabang 3 yakni 2 cabang ke
masing-masing yakni ke korpus kavernosa kiri dan kanan yang kemudian
menjadi arteria kavernosa atau arteria penis profundus yang ketiga ialah
arteria bulbourethralis untuk korpus spongiosum.
Arteria memasuki korpus kavernosa lalu bercabang-cabang menjadi
arteriol-arteriol helicina yang bentuknya berkelok-kelok pada saat penis
lembek atau tidak ereksi. Pada keadaan ereksi, arteriol-arteriol
helicina mengalami relaksasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga
aliran darah bertambah besar dan cepat kemudian berkumpul di dalam
rongga-rongga lakunar atau sinusoid. Rongga sinusoid membesar sehingga
terjadilah ereksi.
Sebaliknya darah yang mengalir dari sinusoid ke luar melalui satu
pleksus yang terletak di bawah tunica albugenia. Bila sinusoid dan
trabekel tadi mengembang karena berkumpulnya darah di seluruh korpus
kavernosa, maka vena-vena di sekitarnya menjadi tertekan. Vena-vena di
bawah tunica albuginea ini bergabung membentuk vena dorsalis profunda
lalu ke luar dari Corpora Cavernosa pada rongga penis ke sistem vena
yang besar dan akhirnya kembali ke jantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar