Jumat, 02 September 2011

ANESTESI UMUM

ANESTESI UMUM

Pendahuluan
Anestesia umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversibel). Komponen anesthesia yang ideal terdiri:
1. hipnotik
2. analgesia
3. relaksasi otot
Keadaaan anestesi biasanya disebut anestesi umum, ditandai oleh tahap tidak sadar diinduksi, yang selama itu rangsang operasi hanya menimbulkan respon reflek autonom. Jadipasien tidak boleh memberikan gerak volunteer, tetap perubahan kecepatan pernapasan dan kardiovaskuler dapat dilihat.
Keadaan anestesi berbeda dengan keadaan analgesia, yang didefinisikan sebagai tidak adanya nyeri. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh agen narkotika yang dapat menghilangkan nyeri sampai pasien sama sekali tidak sadar. Sebaliknya, barbiturate dan penenang tidak menghilangkan nyeri sampai pasien sama sekali tidak sadar.
Banyak teori telah dikemukan, tetapi sampai sekarang belum ada keterangan yang memuaskan bagaimana kerja obat anestetika. Ditinjau dari vaskularisasi, jaringan terbagi atas:
  1. kaya pembuluh darah, contoh otak dan organ lainya, misalnya jantung, ginjal, hati dsb.
  2. miskin pembuluh darah, contohjaringan lemak, tulang, dsb.
Obat anestetika yang masuk kepembuluh darah atau sirkulasi kemudian menyebar ke jaringan. Yang pertama terpengaruh oleh obat anestetika ialah jaringan yang kaya akan pembuluh darah seperti otak, sehingga kesadaran menurun atau hilang, hilangnya rasa sakit, dsb.
Teknik Anestesi Umum
Teknik anestesi umum di dunia kedokteran dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
I. Parenteral
Obat anestesi masuk ke dalam darah dengan cara suntikan IV atau IM. Untuk selanjutnya dibawa darah ke otak dan menimbulkan keadaan narkose.
Obat anestesi yang sering digunakan adalah:
  1. Pentothal
Dipergunakan dalam larutan 2,5% atau 5% dengan dosis permulaan 4-6 mg/kg BB dan selanjutnya dapat ditambah sampai 1 gram.
Penggunaan:
  1. untuk induksi, selanjutnya diteruskan dengan inhalasi.
  2. operasi-operasi yang singkat seperti: curettage, reposisi, insisi abses.
Cara Pemberian:
Larutan 2,5% dimasukkan IV pelan-pelan 4-8 CC sampai penderita tidur, pernapasan lambat dan dalam. Apabila penderita dicubit tidak bereaksi, operasi dapat dimulai. Selanjutnya suntikan dapat ditambah secukupnya apabila perlu sampai 1 gram.
Komplikasi:
  1. Lokal:
Di tempat suntikan, apabila ke luar dari pembuluh darah sakit sekali merah dan bengkak.
Tindakan:
-          infiltrasi dengan anestesi lokal
-          kompres
  1. Menekan pusat pernafasan:
Kecepatan menyuntik harus hati-hati jangan sampai pernafasan berhenti.
  1. Menekan jantung:
Tekanan darah turun sampai nadi tak teraba.
  1. Larynx Spasme:
-          diberi O2 murni
-          kalau diberi succinyl choline IV 25-50 mg untuk melemaskan spasme sambil dibuat pernafasan buatan.
Kontra Indikasi:
  1. Anak-anak di bawah 4 tahun
  2. Shoch, anemia, uremia dan penderita-penderita yang lemah
  3. Gangguan pernafasan: asthma, sesak nafas, infeksi mulut dan saluran nafas
  4. Penyakit jantung
  5. Penyakit hati
  6. Penderita yang terlalu gemuk sehingga sukar untuk menemukan vena yang baik.
  1. Ketalar (Ketamine)
Diberikan IV atau IM berbentuk larutan 10 mg/cc dan 50 mg/cc.
Dosis:  IV 1-3 mg/kgBB,
IM 8-13 mg/kgBB
1-3 menit setelah penyuntikan operasi dapat dimulai.
Komplikasi:
  1. menekan pusat pernafasan , tetapi lebih kurang daripada pentothal.
  2. merangsang jantung: tekanan darah naik
  3. sekresi kelenjar ludah dan saluran pernafasan bertambah
Penggunaan:
  1. operasi-operasi yang singkat
  2. untuk indikasi penderita tekanan darah rendah
Kontra Indikasi:
Penyakit jantung, kelainan pembuluh darah otak dan hypertensi.
Catatan
Oleh karena komplikasi utama dari anestesi secara parenteral adalah menekan pusat pernafasan, maka kita harus siap dengan peralatan dan tindakan pernafasan buatan terutama bila ada sianosis.
II. Perrectal
Obat anestesi diserap lewat mukosa rectum kedalam darah dan selanjutnya sampai ke otak.
Dipergunakan untuk tindakan diagnostic (katerisasi jantung, roentgen foto, pemeriksaan mata, telinga, oesophagoscopi, penyinaran dsb) terutama pada bayi-bayi dan anak kecil. Juga dipakai sebagai induksi narkose dengan inhalasi pada bayi dan anak-anak. Syaratnya adalah:
  1. rectum betul-betul kosong
  2. tak ada infeksi di dalam rectum
Lama narkose 20-30 menit. Obat-obat yang digunakan:
-    Pentothal 10% dosis 40 mg/kgBB
-    Tribromentothal (avertin) 80 mg/kgBB
III. Inhalasi
Obat anesthesia dihirup bersama udara pernafasan ke dalam paru-paru, masuk ke darah dan sampai di jaringan otak mengakibatkan narkose.
Obat-obat yang dipakai:
1. Induksi halotan.
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau campuran N2O dan O2. Induksi dimulai dengan aliran O2 > 4 ltr/mnt atau campuran N2O:O2 = 3:1. Aliran > 4 ltr/mnt. Kalau pasien batuk konsentrasi halotan diturunkan, untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan.
2. Induksi sevofluran
Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk walaupun langsung diberikan dengan konsentrasi tinggi sampai 8 vol %. Seperti dengan halotan konsentrasi dipertahankan sesuai kebutuhan.
3. Induksi dengan enfluran (ethran), isofluran ( foran, aeran ) atau desfiuran jarang dilakukan karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.

Thanks to :
senior-seniorku di PPDS Anestesi Universitas Hasanuddin_Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar